Halaman

Jumat, 10 Juni 2016

Lactacyd Baby : Sahabat kulit sensitif anakku.



 Apa salah satu syarat penting agar bayi sehat? Cukup Tidur.


Begitulah penggalan artikel kesehatan yang saya baca. Sepertinya cukup mudah ya memastikan anak kita cukup istirahat. Namun ternyata pada prakteknya poin ini sedikit sulit saya penuhi  karena sejak kecil seringkali malam hari Aksa terbangun dan menggaruk badannya yang kemerahan. Dan ternyata menurut beberapa sumber, kurang tidur bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil. Itulah kenapa saya concern dengan masalah kulitnya karena saya mengalami sendiri masalah kulit sensitif bayi yang tidak tertangani dengan baik.


Permasalahan kulit sensitif Aksa sudah terlihat pada tiga hari umurnya. Tiba-tiba muncul kemerahan di muka dan tidurnya pun mulai tak nyenyak. Tak tega melihatnya, suami dan saya memutuskan pada hari ke 5 usianya membawa dia ke dokter spesialis anak. Dokter berkesimpulan Aksa punya kulit sensitif dan punya bakat alergi debu. Dokter menyarankan agar kamar selalu dalam keadan sejuk dan menghindari selimut serta boneka berbulu. Saat itu dokter juga meresepkan anti-histamin, ah sedihnya, di usia yang baru bisa dihitung dengan jari  Aksa sudah harus berkenalan dengan obat-obatan.

Muka Aksa merah-merah :(

Apakah masalahnya selesai disitu?              
                                       
Ternyata mimpi buruk itu berlanjut ketika Aksa sudah mulai naik berat badannya dan liatan-lipatan di tubuhnya sering berkeringat. Padahal saat itu kami tinggal di wilayah kaki gunung Merbabu, yang notabene sangat dingin. Kulit sensitifnya juga bermasalah ketika memakai popok sekali pakai yang tak cocok. Selain ruam popok, mulai timbul bintik-bintik merah dibawah liapatan dagunya. Ketika kami berkunjung kembali ke dokter, kami disarankan mengganti sabun mandinya dan mengoleskan baby cream di bagian yang tertutup pospak. Saat itu dokter merekomendasikan untuk membeli sabun produksi Jerman yang bagi saya memang cukup menguras kantong. Tapi tetap hal itu tak bertahan lama, kulitnya semakin kering dan justru timbul biang keringat. Ibu mertua saya menyarankan memakai bedak dingin, tepung sagu, dan bahkan kayu secang untuk rendaman mandi Aksa. Yang ada Aksa justru ketakutan melihat airnya menjadi berwarna merah. 

Bekas garukan yang jadi infeksi :(

Sebagai ibu saya sungguh pernah merasa gagal. Apalagi bekas garukan sempat menjadi infeksi yang cukup meluas di sekitar ketiak yang memaksa kami harus berkunjung kembali ke dokter spesialis kulit. Karena infeksinya mulai bernanah dan demam Aksa harus minum antibiotik. Sedih sekali melihat anak yang ceria itu sering rewel karena pasti daerah lesi infeksinya perih sekali jika tergesek bajunya. :(

Belum menemukan solusi sampai Aksa semakin besar, kami ternyata harus pindah ke Jakarta karena ada mutasi di tempat kerja suami. Di sini udara semakin panas, dan biang keringat Aksa semakin menjadi. Tak hanya di dahi, di perut, tangan kakinya, di kepalanya pun muncul bisul-bisul kecil seperti jerawat. Kembali lagi kadang kami harus begadang karena tengah malam dia menangis dan mengeluh gatal sambil kami berusaha menaburkan bedak antiseptic-berharap mengurangi penderitaannya . Tapi hal itu tetap terus berulang ketika cuacanya sangat panas atau terjadi perubahan cuaca.

Ternyata Tuhan telah menyiapkan jawaban segala usaha kami dibalik kepindahan ke Jakarta. Untunglah kami bertemu dokter anak yang pro RUM (Rasional Used Medicine) yang bukannya meresepkan obat-obatan justru menyarankan kami membeli Lactacyd Baby. Awalnya saya pesimis, karena selama ini usaha kami yang sudah mengeluarkan biaya tak sedikit tak membuahkan hasil. Tapi toh nothing to lose, kami kemudian beralih ke Lactacyd Baby  untuk mandi Aksa.

Pertama kalinya memakai Lactacyd sedikit terkejut  ternyata harganya cukup terjangkau dan tersedia di apotek-apotek ternama. Konsistensi isinya yang cair, tidak kental dan tidak berbusa seperti sabun kebanyakan yang mengandung banyak detergen. Kalau masalah wangi menurut saya relatif. Kalau saya sih suka baunya alami, Lactacyd baby ini aromanya segar seperti kulit bayi, tidak terlalu tajam, yang berarti tak terlalu banyak parfum dan bahan kimia. Aksa suka sekali memakai Lactacyd ini karena rasanya moist dan lembut di kulit, selain juga saya senang karena bisa digunakan di kulit kepala seperti memakai shamphoo.

Ajaibnya, selang beberapa hari saja bintik-bintik merah itu memudar, jerawat-jerawat kecil di kepala sedikit-sedikit menghilang dan kulit kasarnya tergatikan dengan kulit lembut. Saya sempat takjub tak percaya. Akhirnya semenjak saat itu kami selalu mempercayakan perawatan kulit Aksa pada Lactacyd Baby  yang terbukti memiliki pH 3-4 yang seimbang dan cocok untuk kulit sensitif. Syukurlah setelah dua tahun berkutat dengan masalah kulitnya, ternyata selama ini solusi untuk biang keringat yang cocok untuk kulit sensitif anakku adalah Lactacyd Baby.
 
Selain menggunakan Lactacyd baby, berikut beberapa tips untuk mengatasi biang keringat pada anak yang memiliki kulit sensitif berdasarkan pengalaman saya:

  •      Sering ganti pakaian dan lap badan anak ketika dia berkeringat
  •      Mandikan dengan air dingin, kalaupun sedang sakit, mandikan dengan air yang tak terlalu panas karena bisa memperparah biang keringatnya.
  • Jika tak terpaksa hindari menggunakan minyak dan lotion pada kulitnya yang sensitif
  • Selalu jaga kukunya tetap pendek karena gatal-gatal bisa datang kapan saja sebelum kita menemukan penyebabnya.
 
Begitulah pengalaman Aksa menggunakan Lactacyd Baby, semoga bermanfaat bagi ibu-ibu lain yang mengalami permasalahan sama. Sekarang kulit Aksa kembali berseri dan bisa tidur lebih nyenyak di malam hari. Terimakasih ya Lactacyd Baby :) 
Kembali ceria



Tidak ada komentar:

Posting Komentar