Halaman

Jumat, 31 Mei 2013

Foto Prewedding Outdoor? Siapa Takut?

Banyak yang bilang sebuah gambar bisa mewakili ribuan cerita, itulah kenapa banyak orang mengingikan foto pre-wedding yang sempurna. Bukan hanya sekedar pelengkap dalam sebuah undangan, melainkan sebagai pembangkit memori antara seseorang dan pasangannya atas momen yang pernah dijalani berdua.

Sebagai pecinta fotografi saya terbiasa mengambil foto, tapi menjadi objek yang difoto ternyata tidak semudah kelihatannya. Apalagi untuk suatu momen spesial yaitu foto pranikah memiliki tantangan tersendiri. Baik fisik dan mental mesti disiapkan dalam pengambilan gambar, untuk satu foto mungkin bisa puluhan dan ratusan yang diambil. Konsekuensinya tenaga terkuras karena mengulan pose yang sama. Bahkan jika tema di luar ruangan yang diambil, tantangannya jauh lebih besar. Kita yang sudah menjaga kulit mati-matian untuk tampil memukau di hari H pernikahan harus berpanas-panas ria mencari spot dengan cahaya yang bagus. Haruskah kita mengorbankan kulit kita demi foto yang bagus?

Memiliki kulit kusam dan tak cerah merupakan mimpi buruk bukan hanya bagi calon pengantin, namun bagi setiap wanita saya rasa. Menurut jurnal psikologi dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health kulit kusam dapat menurunkan kepercayaan diri hingga 70%.  Padahal untuk merasa cantik, kepercayaan diri adalah yang utama. Memang, sebagai seorang wanita yang sering beraktifitas di luar ruangan, sinar matahari menjadi frenemies, sahabat sekaligus musuh terbesar manusia. Lalai sedikit saja merawat kulit akibatnya kulit yang terpapar matahari secara langsung bisa terbakar dan menjadikan warnanya tidak merata. Hal itu disebakan karena sinar matahari yang membawa manfaat bagi kehidupan, untuk fotosintesa, menghasilkan vitamin D, dan mengeringkan pakaian kita misalnya , juga membawa serta sinar jahat bernama Ultraviolet. 

Dibalik namanya yang cantik, sinar Ultraviolet yang sering disebut UV ini sangat berbahaya bagi kulit kita.  Ada beberapa macam sinar UV:
1. UV A adalah gelombang radiasi matahari yang panjang dan kuat bisa menembus lapisan dalam kulit kita hingga mempengaruhi pigmen sehingga lebih gelap. Nah yang belum banyak diketahui orang adalah sinar UV A ini bisa menembus kaca dan meskipun mendung sekalipun, dan sebuah penilitian justru membuktikan bahwa rata-rata orang yang terpapar sinar UV A berada di tempat teduh.
2. UV B adalah gelombang yang lebih pendek dari UV A tapi bukan berarti lebih aman. Meskipun justru tidak begitu terserap oleh kulit sinar UV B bisa mengakibatkan sunburn (terbakar), kemerahan dan lebih parahnya kanker kulit.

Untungnya menurut para ahli, kandungan SPF dapat menangkal UVB dan UV A dapat ditangkal dengan Persistent Pigment Darkening (PPD) yang dilambangkan dengan PA. 

Nah, jadi bagaimana rahasia saya mengatasi kulit agar lebih bersinar sampai hari pernikahan yang dinantikan tiba? Jawabannya tentu saja memakai hand & body lotion yang mengandung SPF dan PA. Lalu lotion mana yang dapat memberi perlindungan sehari-hari dari sinar jahat tersebut? Well, mungkin setiap orang punya jawaban yang berbeda. Namun saya punya rekomendasi yaitu Marina UV White extra SPF 15.


Saya memilih Marina UV Whiteextra SPF 15 bukan tanpa alasan, sesuai dengan namanya Marina UV White inimemiliki kadar SPF yang bisa menangkal sinar ultraviolet B sebanyak 15 kali atau sekitar 94%.  Selain itu dalam Marina UV White extra SPF 15 juga memiliki PA+ yang melindungi kulit terhadap UV A yang bersifat menggelapkan. Tidak hanya itu, di dalam Marina UV White extra SPF 15 juga terdapat kandungan Yoghurt dan B3 yang secara alami memiliki khasiat melembapkan, melembutkan, meratakan warna kulit, dan mencegah keriput. 

Nah untuk hasil yang maksimal berikut ini adalah beberapa tips dari saya agar kulit menjadi cantik dalam 4 minggu  :

1. Letakkan Marina UV White extra SPF 15 di kamar mandi agar kita selalu ingat memakainya sehabis mandi. Karenasehabis mandi adalah saat dimana pori-pori kita terbuka dan dapat menyerap lotion dengan baik.
2. Oleskan lotion ke seluruh tubuh terutama bagian yang lebih sering terpapar matahari dengan gerakan memutar agar penyerapan lebih sempurna.
3. Meskipun mendung maupun di dalam ruangan atau hujan usahan selalu memakai Marina UVWhite extra SPF 15 untuk perlindungan optimal setiap karena sekali lagi sinar UV A bisa bisa menembus gelas kaca maupun awan. 
4. Bawa selalu Marina UV White extra SPF 15 dalam tas dan pakai kembali setelah 4 jam untuk hasil maksimal.

Dengan perlindungan setiap hari dari Marina UV White extra SPF 15 sayapun tak takut lagi berfoto prewedding outdoor menjelang pernikahan.




Minggu, 12 Mei 2013

2 (2πr) = Cara Belanda Memprakarsai Transportasi Hijau Bagi Dunia



Siapapun yang pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar, pasti mengenal 2πr. Sebuah formula untuk menghitung keliling sebuah bangun geometri datar yaitu lingkaran, 2 kali pi (π) dikali jari-jari (r) .

Namun bagaimana hanya dengan 2 (2πr) dunia bisa belajar tentang transportasi ramah lingkungan dari Belanda? Sederhana saja, 2 (2πr) adalah sebuah semiotika. 2 (2πr) berarti dua buah lingkaran, simbol dari dua roda = bi-cycle. Ya SEPEDA!


Holland : The Kingdom of Bicycle

Bersepeda telah menjadi budaya bagi masyarakat di Belanda sejak akhir abad 19 hingga saat ini. Seluruh lapisan masyarakat Belanda termasuk anggota kerajaan merupakan pengguna sepeda.  Maka tak heran selain dikenal dengan negeri kincir angin, sepeda merupakan national identity Belanda. Sebagaimana sejarawan sosial, Anne Ebert berpendapat :
The tremendous success of the bicycle in the Netherlands can be at least partly explained by the particular way in which the bicycle was constructed and conceived as a promoter of Dutch national identity. To be Dutch meant to cycle, and this viewpoint remains so to this day.”


 Cycling culture:  the Dutch way of life

Untuk mengurangi dampak polusi, kemacetan, meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kecelakaan yang disebabkan oleh peningkatan kepemilikan mobil, pemerintah Belanda telah menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengembalikan sepeda sebagai way of life. Beberapa diantaranya adalah:

  • Mengurangi akses mobil ke pusat kota dan menciptakan daerah bebas mobil;
  • Membuat tarif parkir di pusat kota lebih mahal;
  • Membangun jalur sepeda yang hingga saait ini mencapai 35.000km dengan mengurangi ruang jalan untuk mobil;
  • Memfasilitasi pengguna sepeda melalui desain jalan yang terintegrasi, dilengkapi rambu-rambu, parkir serta menjalankan penegakan hukum yang kuat,
  • Mengurangi kecepatan maksimum kendaraan di perkotaan sampai 30 km/jam;
  • Membuat rencana jangka panjang kebijakan pro-sepeda dalam The Dutch Bicycle Master Plan di bawah naungan Ministry of Transport, Public Works and Water Management.



Nyatanya, usaha pemerintah Belanda tersebut tidak sia-sia. Pada tahun 1975 penggunaan sepeda mengingkat menjadi  25% dan hingga kini mencapai 40%. Bayangkan saja jumlah sepeda di Belanda saat ini adalah sekitar 18 juta, melebihi jumlah populasi manusianya. Semua itu karena Belanda berhasil membuat bersepeda menjadi aman dan nyaman bagi pengguna sepeda dari berbagai usia. Bahkan membawa sepeda naik ke atas kereta maupun pesawat juga bukan masalah besar di sana. Tak pelak saat ini tiga kota di Belanda yaitu Amsterdam, Utrecht dan Eindhoven berada di ranking teratas The Most Bicycle Friendly City in the World menurut Copehagenize Index tahun 2013! 

What the world can learn.
Selain murah dan menyehatkan, bersepeda  merupakan green movement untuk mengurangi Global Warming. Kelangkaan bahan bakar minyak dan polusi jadi permasalahan tak berujung dunia. Pertanyaan mengenai sustainable transportation yang selama ini yang prakteknya terhambat oleh mahalnya produksi mobil beremisi rendah mungkin jawabanya memang sesederhana 2 (2πr ).  Maka untuk mewujudkannya, setiap negara dapat meniru Belanda dalam membangun infrastruktur dan menerapkan kebijakan yang pro pada pengguna sepeda. Karena sesungguhnya sepeda punya hak yang sama dengan mobil di jalan raya. I believe that everyone on earth would like to cycle like the Dutch!



Reference:
8.       http://www.fietsberaad.nl/library/repository/bestanden/The%20Dutch%20Bicycle%20Master%20Plan%201999.pdf

Senin, 06 Mei 2013

Field Report: 4D3N Bali + Nusa Lembongan (Day 1)

Huahaha akhirnya banyak yang nagih juga bikin field report perjalanan ke Bali dan Nusa Lembongan. Tapi janji ya nggak bakal bête kalo saya dapet harga murceee... Muahahaha *Devilish grin* Oke-oke karena bakal banyak banget maka FR ini bakaldibagi jadi 3 bagian dan kesemuanya ini own arrangement ya alias nggak ikut trevel agent, so kita nggak bisa pastiin akurasi pengeluaran tiap orang karena beda-beda. But garis besarnya pasti bisa ditangkep kan lahhh.. So, this is part 1…..

Awalnya ide mbolang  ini muncul gitu aja gara-gara temen saya si Nisa heboh karena bank tempat dia kerja lagi ada kerjasama dengan Garuda Indonesia. Jadi kalo beli tiket dari atm bank unyu itu bisa dapet cashback 50%. Dan kebetulan juga pas itu GA sebagai frills airline udah mulai menerapkan airport tax dalam tiketnya, udah termasuk bagasi pula. Mulailah kegalauan di grup bbm, si Nisa ngebet liburan tapi pengennya rame-rame. Dan dia berhasil meyakinkan kami (saya yang stress pra nikah khususnya) yang bukan nasabah di banknya itu, dia yang bakal ngurus tiketnya (pake minjem2 atm temen kantor dia loh hihi). Jadilah kita beli tiket PP dengan harga 1,3an dengan diskon 50% tadi. Saya sih cuma disuruh transfer 670an ribu ajah. Iyah 670.000 itu all fares,  return flight, bagasi, airport tax dan dapet makan pula di pesawat, Hihihihihihi temkiu Nisa, sering-sering aja galau *eh*

Tenang-tenang! Saya bagi tipsnya loh biar dapet tiket pesawat promo. Pertama-tama subscribe website semua maskapai yang ada ke salah satu email yang emang disedian biuat nampung promo newsletter. Jangan dicampur email kerjaan ya bisa pusing. Hihi. Dijamin deh kalo udah subscribe bakal tau duluan kalo suatu maskapai ngeluarin program promonya. Selain itu pasang mata pasang telinga informasi twitter fb , follow twitter airlines, grupon dan sejenisnya dll dan tak ada salahnya perluas jaringan pertemanan dengan siapa saja. Karena terbukti kan banyak teman banyak rejeki? Aheyyyy..

Bali Day 1

Terbang dari Jogja jam 8 pagi, me and the girls (Cindy & Nisa) berangkat tepat waktu dengan Garuda Indonesia. Tenyata harga murah bukan tanpa alasan juga, GA punya armada baru yaitu pesawat tipe Bombardier. Pesawatnya lebih slim dan sleek sih  dari luar, nggak se-bongsor boeing, dengan kapasitas lebih sedikit tapi sebanding dengan konsumsi avturnya yang jauh lebih irit.  Interiornya juga masih baru dan chic, namun ternyata pas terbang sering kerasa manuvernya ketika berbelok. Saya yang punya sedikit masalah dengan keseimbangan jadi sering mual, walaupun berhasil saya alihkan dengan bermain tablet. *fyuh*

Pukul 11 WITA kami sampai di Bandara Ngurah Rai, setelah semalam sebelumnya saya bbman sama Pak Iwan  dari persewaan mobil yang saya search paling murah di kaskus, booking deh *malus*. Pas BB  hidup udah di ping2 kalo bapaknya nunggu di Fortuna Car Rental belakang Baskin Robin di terminal kedatangan. Anyway, sarga sewa yang saya dapat ini termurah dari kesemuanya renta; yang saya survey. Mobil merk Karimun Estilo dengan biaya sewa Rp. 180.000/24 jam saja. Jadi sewa untuk tiga hari adalah 540.000 + dengan asumsi bensin 100.000 3 hari dibagi 4 (temen saya yang namanya Sovya bakal nyusul dari Jakarta, flight jam 11 malem)  jadinya 160.000/orang. Awalnya bapaknya agak ragu-ragu karena muka kami masih unyu-unyu, cewek semua lagi, bakal balik utuh nggak ya bawa mobil dia. Haha
‘Tau jalan nggak mbak ‘ Kata bapaknya sambil ngasih brosur berisi peta dan promosi di Bali.
‘Tau pak, tinggal  bandara keluar Simpang Siur trus sunset road’ Kataku sok pede padahal terkahir ke bali waktu SMA. Haha . 

mejeng dulu di Ngurah Rai :p
Pun,sampai kita semua di dalem mobil walau SIM A nya udah diperiksa tetep kami diawasin terus. Mungkin takutnya kita nggak bisa nyetir kali ya. Haha. Jangan salah pak temen saya yang namanya Cindy ini pembalapwati batinku. Hihih. Dan serius kita semua nggak tau jalan, jujur semuanya tergantung koneksi internet GPS di tablet. Saya yang navigasi dan Cindy yang nyetir, pernah sih saya nawarin yang nyetir karena kayaknya dia capek, tapi jawabnya ‘Mending capek, daripada suruh baca peta.’ Haha.

Selain sewa mobil jauh-jauh hari saya udah booking hotel. Sekaligus saya mau jelasin yang suka nanya ke saya, bedanya boo*ing.com sama a*oda.com. Reliable mana? Sama aja! Pernah teliti nggak sih mereka itu berinduk di satu perusahaan. Bedanya kalau a*oda itu begitu dikita booking maka akan langsung ditagihkan ke CC kita. Nah kalu nggak jadi gimana? Inilah yang orang sering salah, tiap hotel pasti punya kebijakan, kadang ada yang emang murah banget tapi non refundable alias nggak bisa dibatalin. Ada yang normal bisa dibatalin sampe beberapa hari sebelum kedatangan tanpa potongan sedikitpun. Dan nanti uang kita akan dikembalikan dalam bentuk Credit ke dalam CC dalam beberapa saat. Semua kebijakan itu ada kok waktu kita mau booking, makanya harus teliti ya. Kalo boo*ing.com memang nggak perlu bayar dimuka, tapi justru waktu check-in CC harus dibawa walaupun nanti petugas bakal ngasih opsi mau dibayar cash apa di charge ke CCnya. Ya kalo yang punya CC kita sendiri, kalo minjem?

Pada kesempatan kali ini saya pake a*oda karena pas itu promo juga kalo transaksi pake kartu kredit bank yang kerjasama sama Chelsea :D. Lumayanlah diskon 7% dan juga karena udah beli tiket pesawat juga dan fixed tanggalnya,  kita cari yang roomratenya rendah tapi dengan spekulasi uangnya nggak bisa dibalikin. Dengan asumsi kalau bawa mobil lebih gampang bawa-bawa koper akhirnya kita setuju untuk pindah-pindah hotel. Selain pengen nyobain suasana yang lain juga pengen nyari yang deket sama obyek yang didatangi hari itu supaya hemat waktu. Dan hari pertama kita semua nginep di Hotel Pop Denpasar Teuku Umar. Pop emang jadi andalan saya, karena pengalaman, hotelnya ‘anak muda banget’ dia juga ngebolehin buat diinepin 3 orang. Makanya saya cuma booking 1 kamar aja malem itu dengan harga 235.000. Toh nanti malem masi harus jemput si Sovya jam 12 malem jadi gapapalah sehari tidur berjejalan. 

Akhirnya sebelum ke Hotel kami pun berbelok dulu ke Galeria Mall Bali, niatnya nyari makan sama sembahyang, Tapi tetep ujung-ujungnya saya jadi belanja. Haha. Setelah kenyang makan ayam bumbu bali di sebuah resto halal akhirnya kita baru niat nyari hotel. Dan dalam pencarian hotel ini terbukti nggak selamanya GPS itu akurat, kami malah nyasar jauh banget, wahaha. Jadi tetep musti bawa peta offline kalo-kalo internet ngadat. Nanya warga lokal sekaligus telepon ke hotelnya juga inevitable. Akhirnya nemu hotelnya dan bener kok karena udah nunjukin kertas bookingan saya udah lunas nggak ditanya CC saya lagi.  

Akhirnya setelah istirahat dan mandi, kitapun berencana keluar dengan tujuan masing-masing. Saya sama Cindy berencana ke Discovery Mall, sedang Nisa janjian sama junior di perusahaan dia kerja. Dengan perjanjian nanti pas waktunya mau jemput Sovya kita ketemuan. So sayapun langsung tancap gas dengan Cindy menuju ke Discovery Mall -yang bagian belakang Mallnya langsung ada akses menuju pantai. Di dalem Discovery Mall sendiri nggak jauh berbeda dengan mall-mall lainya hanya saja banyak kerajinan dan oleh-oleh yang dijual. Setelah berjalan-jalan kami pun hanya membeli sebuah casing underwater untuk handphone dan kemudian memutuskan untuk makan di fastfood ayam goreng friedchicken. Percayalah rasa ayamnya nggak ada bedanya kok sama di Jawa, hanya bedanya suasananya aja. Kalau a di Bali makan di mall ditemenin anjing. Hihiihi

Waktu sudah menunjukan pukul 9 lebih, Cindy dan saya pun berniat nyusulin si Nisa yang ternyata ngopi di Star*bucks Beachwalk. Karena sempet kelewat jalan masuknya menuju Beachwalk ini saking ramenya, kami jadi harus puter balik jauhh banget karena jalan di Kuta ini searah. Yang bener masuknya di sebelah Harris Hotel ya. Catet! Beachwalk ini Mall yang lagi nge-hype banget disana, so bakal selalu rame sampai pagi. Entah kenapa badan saya capek banget untuk sekedar melek menikmati crowds. Sampe di coffee shop itu saya bukannya pesen kopi malah langsung teler ttidur di kursi sampe kira-kira jam 12 malem. Pas jemput si Sovy juga setengah sadar setengah enggak, saya Cuma inget tiduran di dalem mobil di parking lot bandara . Dan sekitaran jam 1 lebih dia baru dateng, *tepokJidat* Welcome to Bali Sovya, let’s start the adventure tomorrow.
To be continued. ..

Expense day 1:


  • Tiket Pesawat: 670.000
  • Hotel : 235.000:4 = 56.000
  • Mobil : 160.000
  • Makan siang di galleria Mall: 27.000
  • Makan malam KFC: 34.000
______________________________
Total: 947.000



Movie-Inspired Travel Destination

Did I tell you already that I would like to travel the world? Countless perhaps.And I would like to state it again and again.

Siapa sih yang nggak pengen jalan-jalan keliling dunia? Apalagi kalau lagi nonton film dan settingnya bagus. Wihhh bisa semaleman nggak tidur gara-gara mupeng pengen kesana.

Nah berikut ini adalah film-film yang menginspirasi saya  untuk berani bermimpi traveling ke tempat-tempat tersebut. Nggak hanya  sekedar sampai di suatu negara atau kota.  Namun lebih spesifik lagi, mengunjungi lokasi adegan film itu diambil kalo perlu. Dan alhamdulillah-nya dari sebuah mimpi dan kecintaan saya pada film beberapa sudah berhasil saya kunjungi.

1. Ratatouille

Hah? Animasi? Ciyuss? Eitsss jangan salah ya!Justru keinginan saya untuk menikmati indahnya the City of Love, Paris, memuncak ketika menonton film ini. The music, the lights and the foods are just perfectly illustrated! Walaupun jenis kulinernya masih kalah populer dibanding Italia, tapi merupakan suatu kebanggaan tersendiri jika bisa menikmati kota Paris sambil duduk-duduk Parisian Cafe. Meskipun cuma minum kopi dan mencicipi croisant sambil ditemani street musican yang maininin accordian. C'est Magnificent!


2. The Beach

Masih inget kan filmnya Leonardo Di Caprio yang sempet bikin heboh gara-gara syuting di Asia Tenggara? Yes, it was in Maya Beach, Thailand. Saat itu Leonardo yang melejit gara-gara Titanic tentu aja bikin film ini sukses secara finansial. Meskipun kritikus ngasih rating rendah buat filmnya dan menuai banyak protes karena merusak alam di sekitar tempat syuting.

Keistimewaan tempat ini adalah pantai pasir putih  yang hampir 70%  dikelilingi bukit-bukit batu  yang tinggi. Makanya dengan dramatisasi cerita, Maya Beach ini digambarkan seakan-akan harta karun yang tersembunyi dan jauh dari jaungkauan manusia. Karena ketenarannya justru yang saya dapati disana bukan keindahannya melainkan puluhan speedboat dan ribuan turis yang memenuhi bibir pantai. Sampai saya bingung mau ambil satu foto tanpa bocor itu susah sekali. Tak jauh dari Maya Beach ini terdapat  James Bond Island yang dinamai sesuai film James Bond yang syuting disana. Saya sendiri tak sempat mengunjunginya dan belum lihat filmnya juga. Film-film yang syuting di tempat yang belum populer seperti ini memang memberi dampak wisata bagi masyarakat sekitar. Nyatanya meski film The Beach tersebut tidak begitu bagus, cafe-cafe di Pulau Phi-Phi masih memutar film tersebut pada hari-hari tertentu hingga hari ini.


3. Billy Elliot


Coba tebak berapa kali saya nonton film ini? Hmm sayapun tak ingat, tapi yang pasti tak pernah bosan! Sebenarnya saya bukannya ingin berkunjung ke Durham, Inggris Utara gara-gara menonton film ini. Tapi pengen ke London buat nonton versi musikalnya di Victoria Palace Theatre, Victoria Street, London, SW1E 5EA. Aransemen musiknya sendiri di-arranged oleh Elton John dan teatrical actnya sendiri udah menangin beberapa awards. Sebenernya tiketnya nggak begitu mahal, sama sih kaya ke Universal Studio. Disneylan 400-500ribu. Tapi tiket pesawatnya ke London itu lhoooooo! Ada yang mau beliin?

4. Before Sunrise and Before Sunset


Dua film yang bakal ada sequelnya dalam waktu dekat ini kayaknya kalo dibahas satu-satu nggak bakalan selesai semaleman. Dari Austria, sampai cruising menyusuri Sungai Seine sambil memandangi Gereja Notredam! Damn! Kalo keliling eropa ada kitabnya, mereka itu udah khatam deh. Yang paling menginspirasi saya dari film ini sebenernya adalah "Train Travel'. Justru awal film itu bermula, menyusuri Eropa dengan kereta , bertemu orang asing dan ngobrol ngalor ngidul lalu memutuskan memulai petualangan baru. :')

5. The Dark Knight


Disela-sela lokasi utamanya di Gotham City, justru adegan yang paling keren dan paling saya suka adalah ketika Bruce Wayn diam-diam ke HongKong untuk 'menculik' mafia yang kebal ekstradisi. Dari atap gedung Batman yang notabene sendirian harus terjun ke ruangan si mafia tadi ngelewatin penjaga yang bersenjata. Nah di atap gedung tadilah keliatan bahwa itu Bank of China Tower di Hongkong Island. Kalau ketinggian sih masih banyak yang lebih tinggi, tapi desain lampu yang menyerupai rangkaian huruf X yang membuat bangunan ini mudah dikenali. Padahal menurut kepercayaan masyarakat disana justru fengshui-nya kurang bagus. Tapi memang ketika saya berada di Tsim Sa Tsui memandangi Symphony of Light, gedung ini adalah salah satu yang paling mencolok diantara yang lain.

6. The Lives of Others (German: Das Leben der Anderen)

Selain emang demen ama film-film yang berbau Nazi, saya pas nonton film itu lagi keranjingan belajar bahasa Jerman. Ceritanya tentang seorang mata-mata terbaik Gestapo yang ditugaskan memata-matai seorang penulis novel. Sebelum tembok Berlin dihancurkan, Jerman Timur emang parno sama yang namanya kesenian. Karena kesenian dianggap dapat membangkitkan perlawanan dan pembangkangan. Duh! Bukannya benci, lama-lama si polisi ini justru 'jatuh cinta' dpada karya-karya dan kehidupan penulis itu. Disaat si penulis terpengaruh untuk membangkang si polisi ini justru menutup-nutupi dari atasannya. Nah adegan akhir di film inilah yang paling bagus, menyentuh, sekaligus bersemiotika paling dalam. Saya nggak mau bocorin spoiler ya. Yang pasti saya jadi pengen banget berkunjung ke toko buku bernama 'Karl Marx Buchhandlung ini di Berlin. Someday: Amin! :)

7. Eat Pray Love

Every traveler knows Bali, but not everyone of them knows Indonesia. Itu sudah rahasia umum. Sebenernya sebel juga sih kalau justru orang asing yang mengekspos kekayaan negeri kita, bukan pemerintahnya. Tapi saya lagi males ah ngeabahas ketidakbecusan pemerintah kita. Gara-gara film tersebutlah saya tahu kalau Padang-Padang Beach ada di Bali selain Kuta dan Sanur, lalu memutuskan untuk berkunjung kesana. Dan benar ternyata informasinya belum begitu tersebar di negeri ini. Karena pada kenyataanya 90% wisatawan asing yang menikmati keindahan alam yang eksotis itu. Sebenarnya suatu keuntungan sendiri bagi kita ketika ada film di Hollywood ambil lokasi disini. Tapi plis ya jangan ada lagi berita pemalakan oleh petugas beacukai di bandara ntar mereka kapok dateng!


Well itu tadi 7 film yang sukses cukup besar pengaruhnya untuk bikin saya nekat 'mbolang' buat ngeliat aselinya. Kalau kamu apa? Siapa tau aku jadi pengen juga. Hihihi :)