Halaman

Selasa, 02 April 2013

Socialpreneurship: Dari Perca hingga ke Belanda


Siapa sih yang nggak tergiur menjadi entrepreneur sukses? Dengan usaha yang autopilot, memiliki financial freedom dan time freedom hingga produk kita bisa dikenal sampai mancanegara. Terlebih lagi jika usaha yang kita geluti bukan hanya menguntungkan bagi diri sendiri, namun bermanfaat bagi orang lain.  Namun terkadang kita terkecoh dengan impian  yang muluk-muluk dan kurang menyadari bahwa hal-hal yang sepertinya tak berguna di sekitar kita ternyata bisa disulap menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual.

Kali ini saya ingin mengangkat cerita tentang Kraviti , sebuah produk kerajinan rumah tangga dari Bandung yang menggeluti usaha ‘patchwork’. Kerajinan dari bahan sisa kain ini memang bukan hal yang baru dan Kraviti tentu saja, bukanlah satu-satunya di Indonesia. Lalu apa yang membuatnya menarik?  Apalagi baru-baru ini Kraviti Perca  diundangoleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk memamerkan produknya dalam festival tahunan yang disebut Pasar Malam Besar (Tong Tong Fair) di Den Haag, Belanda. 

Titin Agustina, memulai usaha ini karena tergerak dengan banyaknya tetangga sekitar tempat tinggalnya yang tunakarya. Sejak tahun 2009  wanita yang akrab disapa Tina telah berhasil mendayagunakan penghuni lapas wanita Sukamiskin dengan pelatihan patchwork untuk dijadikan perlengakapn rumah tangga seperti bedcover dansarung bantal. Hal inilah yang diyakini merupakan nilai lebih dari suatu usahanya, selain tentu saja kualitas produk adalath penilaian yang tak kalah penting. Dengan pemberdayaan  yang dilakukan diharapkan penghuni lapas nantinya jika telah habis masa tahannya memiliki kemampuan untuk bekerja, mandiri dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Karena diyakini bahwa kemiskinan erat kaitanya dengan kriminalitas. Bahkan data di sebuah media massa menunjukan 60% pelaku kejahatan adalah pengangguran.
Hasil kerajian taplak dan sarung bantal by kraviti

Apa yang dilakukan oleh Kraviti ini seharusnya bisa menginspirasi banyak pihak untuk mengembangkan Socialpreneur. Dimana kegiatan ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitar disentuh secara bersamaan dan berkesinambungan. Karena socialpreneur diyakini  merupakan solusi bagi masalah social seperti lapangan pekerjaan yang terbatas, kemiskinan dan pengangguran. Two thumbs up for Kraviti !!