Siapa sih yang nggak tergiur menjadi
entrepreneur sukses? Dengan usaha yang autopilot, memiliki financial freedom dan time
freedom hingga produk kita bisa dikenal sampai mancanegara. Terlebih lagi jika
usaha yang kita geluti bukan hanya menguntungkan bagi diri sendiri, namun
bermanfaat bagi orang lain. Namun
terkadang kita terkecoh dengan impian yang muluk-muluk dan kurang menyadari bahwa hal-hal yang sepertinya tak berguna di sekitar kita ternyata bisa disulap menjadi sesuatu yang memiliki
nilai jual.
Kali ini saya ingin mengangkat
cerita tentang Kraviti , sebuah produk kerajinan rumah tangga dari Bandung
yang menggeluti usaha ‘patchwork’. Kerajinan dari bahan sisa kain ini memang
bukan hal yang baru dan Kraviti tentu saja, bukanlah satu-satunya di Indonesia.
Lalu apa yang membuatnya menarik? Apalagi baru-baru ini Kraviti Perca diundangoleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk memamerkan produknya dalam festival tahunan
yang disebut Pasar Malam Besar (Tong Tong Fair) di Den Haag, Belanda.
Titin Agustina, memulai usaha ini karena tergerak dengan banyaknya tetangga sekitar tempat tinggalnya yang tunakarya. Sejak tahun 2009 wanita yang akrab disapa Tina telah berhasil mendayagunakan penghuni lapas wanita Sukamiskin dengan pelatihan patchwork untuk dijadikan perlengakapn rumah tangga seperti bedcover dansarung bantal. Hal inilah yang diyakini merupakan nilai lebih dari suatu usahanya, selain tentu saja
kualitas produk adalath penilaian yang tak kalah penting. Dengan pemberdayaan yang
dilakukan diharapkan penghuni lapas nantinya jika telah habis masa tahannya memiliki
kemampuan untuk bekerja, mandiri dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Karena diyakini bahwa kemiskinan erat kaitanya dengan kriminalitas. Bahkan data di sebuah media massa menunjukan 60% pelaku kejahatan adalah pengangguran.
![]() |
Hasil kerajian taplak dan sarung bantal by kraviti |
Apa yang dilakukan oleh Kraviti
ini seharusnya bisa menginspirasi banyak pihak untuk mengembangkan Socialpreneur. Dimana kegiatan ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitar disentuh secara bersamaan dan berkesinambungan. Karena socialpreneur diyakini merupakan solusi bagi masalah social seperti lapangan pekerjaan yang terbatas, kemiskinan dan
pengangguran. Two thumbs up for Kraviti !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar