"..even old New York was once New Amsterdam ~why they changed it I can't say..."
Sepenggal lirik lagu berjudul Istanbul (not constatinopel) dari band peraih dua Grammy's ‘Their Might be a Giant’ itu mengingatkan saya akan mata kuliah American Study (AmStud) saat masih kuliah di jurusan Sastra Inggris. Yang paling saya ingat dari AmStud adalah ketika masuk ke sub-mata kuliah American Ethnicity. Karena ternyata dibalik semua hal membosankan ‘ngepop’ yang menyanjung-nyanjung nama Amerika, saya jadi tahu AS dulunya cuman sebuah ‘melting pot’ negara-negara lain! Dan akhirnya, saya sampai pada suatu titik kesimpulan bahwa "Behind a superpower nation there were bunch of creative ancestors".
Nenek moyang bangsa Amerika yang dimaksud termasuk diantaranya adalah etnis Dutch American (Belanda-Amerika), yang turut berkontribusi menjadikan seperti Amerika sekarang ini. Ketika kemudian mempelajari bab German American, saya bisa membedakan bahwa motif utama bangsa Jerman datang ke Amerika adalah karena saat itu Jerman porak-poranda karena rezim The Third Reich. Lalu pada akhirnya banyak warga negara Jerman mencari perlindungan ke Amerika, yang disebut dengan ‘Assylum of Mankind' oleh Thomas Paine.
Nenek moyang bangsa Amerika yang dimaksud termasuk diantaranya adalah etnis Dutch American (Belanda-Amerika), yang turut berkontribusi menjadikan seperti Amerika sekarang ini. Ketika kemudian mempelajari bab German American, saya bisa membedakan bahwa motif utama bangsa Jerman datang ke Amerika adalah karena saat itu Jerman porak-poranda karena rezim The Third Reich. Lalu pada akhirnya banyak warga negara Jerman mencari perlindungan ke Amerika, yang disebut dengan ‘Assylum of Mankind' oleh Thomas Paine.
Jika Jerman menjadikan Amerika sebagai tempat pelarian, maka lain halnya Belanda yang datang ke Amerika sebagai bangsa creativepreneur. Mengarungi samudra dengan "De Halve Maen", rombongan entrepreneur dengan komoditi bulu berang-berangnya itu dipimpin oleh seorang Kapten bernama Henry Hudson. Kolonianisasi New Netherlands berpusat di pulau yang sekarang ini disebut Manhattan. (Dulunya dibeli oleh Gubernur Jenderal VOC, Peter Minuit, seharga $24 loh!). FYI, VOC sendiri merupakan perusahaan terbuka pertama di dunia yang berinovasi menerbitkan saham.
Nama New Amsterdam kemudian dipakai sebagai ibukota New Netherland selama 40 tahun, hingga pada 1664 diganti dengan nama New York. Namun hingga saat ini, legacy bangsa Belanda masih diabadikan. Seperti misalnya berang-berang yang digunakan sebagai lambang kota New York, nama-nama tempat antara lain ; Amsterdam Avenue, Stuyvesant Park, Rensselaer, Harlem, New Utrecht, Yonkers, the Bowery, dan Van Cortlandt Park. Erasmus Hall Campus, namanya juga diambil dari tokoh Belanda Desiderius Erasmus. Kemudian Spuyten-Duyvil-sebuah stasiun kereta di Bronx, Gereja Albany di Pearl Street, bahkan bendera City of New York merupakan bendera lama Dutch Republic.
Sekarang mungkin tak terhitung warga Amerika keturunan Belanda sudah tersebar di The Big Apple maupun di AS keseluruhan. Tercatat 5 presiden Amerika adalah keturunan Belanda, salah satunya Franklin D. Roosevelt (satu-satunya presiden yang menjabat lebih dari dua periode). Di samping itu banyak pula figur sukses di bidang industri kreatif keturunan Belanda seperti Matt Groening pencipta serial The Simpsons.
Dutch-American Today
Walaupun mungkin sudah 400 tahun berlalu, namun Dutch American tidak lantas melupakan jati dirinya. Pada 2009 lalu komunitas keturunan Belanda memperingati 400 tahun Dutch-American Friendship dengan mengadakan event dengan tema Pioneer of Change yang berisi pameran fashion sampai dengan arsitektur bertempat di Governor Island, New York. Termasuk diantaranya profesor di bidang Urban Design, Rem Koolhaas, yang pada tahun 2008 masuk dalam peringkat 100 besar The World's Most Influential People versi majalah Time.
Dutch-American Today
Walaupun mungkin sudah 400 tahun berlalu, namun Dutch American tidak lantas melupakan jati dirinya. Pada 2009 lalu komunitas keturunan Belanda memperingati 400 tahun Dutch-American Friendship dengan mengadakan event dengan tema Pioneer of Change yang berisi pameran fashion sampai dengan arsitektur bertempat di Governor Island, New York. Termasuk diantaranya profesor di bidang Urban Design, Rem Koolhaas, yang pada tahun 2008 masuk dalam peringkat 100 besar The World's Most Influential People versi majalah Time.
Video Pioneer of Change:
New york adalah proyeksi kreatifitas bangsa Belanda dari berabad-abad lalu dan Dutch American disana telah membuktikan bahwa creativity did make Dutch survive everywhere.
Referensi:
- http://cecily-layzell.suite101.com/the-dutch-influence-on-new-york-a58020
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kota_New_York
- http://people.hofstra.edu/alan_j_singer/docket/docket/11.1.14_The_Dutch_Influence_in_New_York_City.pdf
setelah membaca secara runut tulisan di atas.. jadi kepikiran, kenapa mbak Chemitz gak masuk Amstud saja?? haha..
BalasHapuswell, let's move the next post..
Menguasai benar nih tentang hal-hal tentang Belanda. Salut!
BalasHapusPasti sudah siap ya jalan-jalan kesana. Semoga bisa kesampaian segera menjelajah Eropa terutama Belanda ya Novia.
@ Pondra: Aku suka AmStud! Tapi Aku nggak suka baca Government by The People. Which means 80% of it :D
BalasHapus@Sonny : Thanks in advance Sonny. Iya doong mau ke negerinya Van Persie. Hup Holland Hup! ^^
simply awesome.... love it. .. resourceful
BalasHapus